5 Metode Pengobatan Paling Ekstrim di Dunia

Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan cara untuk mengobati penyakit pun sangat beragam. Saat ini hampir semua metode pengobatan yang di gunakan oleh para dokter sangatlah mudah dan hampir tidak membahayakan bagi para pasiennya. Dengan adanya penemuan-penemuan baru yang telah di kembangkan, obat untuk berbagai penyakit pun semakin banyak. Hampir tak ada pengobatan ekstrim yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit.

Namun sebelum ilmu pengetahuan berkembang dan teknologi belum ditemukan di masa lalu banyak orang-orang melakukan berbagai pengobatan terhadap orang yang sakit dengan cara yang sangat tak biasa. Banyak sekali metode pengobatan dimasa lalu yang bisa dibilang sangat menakutkan. Karena nya keselamatan dan harapan untuk selamat dari penyakit sangat kecil sekali.

Karena belum adanya dokter dan peralatan medis yang super canggih seperti sekarang dimasa lalu orang-orang melakukan pengobatan dengan cara yang sangat ekstrim. Mulai dari pengobatan menggunakan tengkorak manusia hingga menggunakan salep kotoran untuk mengobati suatu luka.

Penyembuhan tengkorak di Babilonia

Penyembuhan tengkorak di Babilonia

Pada masa Babilonia kuno, kebanyakan penyakit dianggap sebagai hasil dari kekuatan jahat atau hukuman para Dewa untuk kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Dokter memiliki peran yang sangat dekat dengan para pengusir setan, para pemimpin agama dan obat yang mereka gunakan melibatkan berbagai komponen sihir.

Sebagai contoh, jika seorang pasien mengalami sakit gigi, pengobatan mujarab yang diyakini adalah anggota keluarga yang telah meninggal. Para dokter akan berusaha menghubungkan pasien dengan anggota keluarganya yang sudah meninggal, saat si pasien sedang tertidur.

Menurut teks-teks kuno para ahli nujum, dokter akan merekomendasikan para pasien untuk tidur dengan tengkorak manusia selama seminggu. Cara ini diyakini mampu mengusir roh jahat. Untuk mendapatkan penyembuhan yang cepat, para pasien juga diperintahkan untuk menggigit tengkorak dengan gigi yang sakit, mencium dan bahkan menjilati tengkorak tersebut selama tujuh kali setiap malam.

Pengobatan Kanibal

Pengobatan Kanibal

Pada masa kuno, para dokter akan meresepkan obat mujarab yang mengandung daging manusia, darah atau tulang untuk mengobati berbagai penyakit. Inilah yang disebut dengan "corpse medicine" atau obat yang berasal dari mayat. Selama ribuan tahun praktik pengobatan ini cukup mengganggu masyarakat.

Bangsa Romawi percaya bahwa darah gladiator yang jatuh dapat menyembuhkan epilepsi. Apotek pada abad ke-12 sangat populer dengan "mummy powder" atau bubuk mumi. Dapat ditebak dari namanya, ekstrak ini terbuat dari mumi yang dijarah dari Mesir.Sementara pada abad ke-17, Raja Charles II dikenal senang mengonsumsi "King drops", yang tidak lain adalah minuman yang terbuat dari tengkorak manusia hancur dan alkohol.

Pengobatan kanibal semacam ini dipandang memiliki kekuatan mistis. Dengan mengonsumsi sisa-sisa orang yang sudah meninggal, pasien juga akan menelan sebagian semangat yang tertinggal dari orang mati tersebut sehingga secara otomatis akan meningkatkan vitalitas dan kesejahteraan mereka.

Jenis obat tengkorank yang diresepkan biasanya berhubungan dengan penyakit kepala seperti migrain, dan resep lemak manusia untuk sakit otot. Dalam beberapa kasus, metode pengobatan ini justru menyebabkan kasus pembunuhan. Membunuh adalah solusi yang mereka gunakan untuk mendapatkan obat murah dari darah segar orang yang baru saja dibunuhnya.

Salep kotoran hewan

Salep kotoran hewan

Orang mesir kuno terkenal dengan sistem pengobatannya yang sangat terorganisir. Mereka bahkan telah memiliki dokter yang mengkhususkan diri dalam penyembuhan penyakit tertentu (dokter spesialis). Walaupun demikian, resep obat yang mereka resepkan tidak seperti yang kita bayangkan. Darah kadal, tikus mati, lumpur, dan bahkan roti berjamur mereka resepkan sebagai obat. Bahkan untuk para wanita yang terkena libido diberikan resep air liur kuda.

Namun, yang paling menjijikkan dari semua itu adalah resep obat yang menggunakan kotoran hewan dan bahkan kotoran manusia. Berdasarkan pada Ebers Papyrus (teks medis mesir kuno) pada masa 1500 Sebelum Masehi, kotoran keledai, anjing, rusa dan hewan terbang sangat dibanggakan karena mampu menyembuhkan dan kemampuan mereka mengusir roh jahat.

Saat ini, obat yang mereka anggap mujarab tersebut justru menyebabkan tetanus dan infeksi lainnya. Tetapi, mereka juga tidak sepenuhnya salah, karena pada beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kotoran hewan ditemukan mikroflora yang mengandung zat antibiotik.

Pengobatan Merkuri

Pengobatan Merkuri

Merkuri sangat terkenal dalam dunia kosmetik karena sifatnya yang beracun. Tetapi, dahulu orang justru menggunakannya sebagai obat topikal dan obat umum yang mujarab. Setidaknya hal ini pernah diyakini pada masa Persia dan Yunani kuno yang menganggap bahwa merkuri dapat menjadi salep yang berguna. Bahkan para alkemis Cina menganggap merkuri cair (air raksa) dan merkuri sulfida merah memiliki manfaat untuk meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia.

Beberapa penyembuh (healer) bahkan menjanjikan bahwa dengan mengonsumsi obat alternatif berbahaya seperti merkuri beracun, belerang dan arsenik, para pasien akan memperoleh hidup yang lebih lama (kekal) dan dapat berjalan di atas air. Pada masa tersebut, salah satu korban yang palinmg terkenal adalah Kaisar Cina Qin Shi Huang yang diduga meninggal setelah menelan pil merkuri yang diracik untuk membuatnya abadi.

Sejak masa Renaissance sampai awal abad ke-20, merkuri masih digunakan sebagai obat populer yang digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit menular seperti sipilis. Sementara beberapa pihak menklaim bahwa pengobatan dengan menggunakan logam berat dapat melawan infeksi, beberapa pasien justru meninggal karena kerusakan hati dan ginjal yang tidak lain disebabkan oleh keracunan merkuri.

Bloodletting (mengeluarkan darah dari tubuh)

Bloodletting (mengeluarkan darah dari tubuh)

Selama ribuan tahun, praktisi medis Mesir kuno meyakini bahwa penyakit adalah akibat dari adanya darah buruk dalam tubuh. Bloodletting diyakini dimulai dari Sumeria dan Mesir kuno, dan mulai dipopulerkan pada masa klasik di Yunani dan Roma.

Dokter berpengaruh seperi Hippocrates dan Galen mengatakan bahwa tubuh manusia terdiri dari empat zat dasar, yaitu empedu kuning, empedu hitam, dahak dan darah. Keemapat unsur dalam tubuh ini harus dijaga keseimbangannya agar tubuh tetap sehat.

Dengan pemikiran ini, pasien yang menderita demam ataupun penyakit lainnya sering didiagnosa sebagai luapan darah yang berlebih. Untuk mengembalikan keseimbangan tubuh, maka dokter akan membuka pembuluh darah dengan memotongnya.

Darah tersebut akan dibiarkan mengalir keluar dan akan ditampung dengan sebuah wadah kecil. Dalam beberapa kasus, lintah juga digunakan untuk menghisap darah langsung dengan ditempelkan pada kulit.

Sebuah metode yang sangat berisiko karena bisa menyebabkan kematian yang diakibatkan oleh kehabisan darah. Bloodletting ini sangat umum dilakukan pada masa abad ke-19. Praktik ini kemudian tumbang dengan ada penelitian baru yang menemukan bahwa bloodletting adalah metode pengobatan berbahaya. Tetapi dalam beberapa kasus, metode pengobatan ini masih dilakukan untuk mengobati penyakit tertentu yang masih langka.

5 Metode Pengobatan Paling Ekstrim di Dunia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin