Terlahir dari keluarga kerajaan adalah hal yang sangat menyenangkan, terlebih keluarga kerajaan selalu di pandang tinggi dan memiliki pengaruh sangat besar di lingkungan masyarakat. Hampir semua kebutuhan bisa didapatkan dengan mudah oleh orang-orang kerajaan. Tak heran jika satu pernyataan dari anggota kerajaan bisa merubah suatu negara.
Namun menjadi seorang yang terlahir di lingkungan kerajaan juga tak selamanya menyenangkan. Karena nya dibalik status tinggi mereka, nyatanya ada larangan serta kelakuan yang haram dilakukan oleh orang-orang kerajaan. Jika pun itu dilanggar maka hukuman berat akan menanti mereka yang melanggar. Berikut adalah lima kisah skandal wanita kerajaan paling heboh di dunia. Silahkan disimak!
Putri Sayako Kuroda
Saat cinta sudah berbicara, gelar kebangsawanan pun rela ditanggalkan. Hal inilah yang dilakukan putri raja asal Jepang Putri Sayako Kuroda. Sering disebut sebagai puteri Nori, ia adalah anak ketiga dan putri satu-satunya dari Kaisar Akihito and Maharani Michiko dari Jepang.
Kehidupannya yang serba ada di istana berubah total ketika dirinya memutuskan untuk menikah dengan seorang pria biasa yang merupakan pegawai kantor gubernur tokyo. Setelah hampir 36 tahun mendiami istana, tepat pada tanggal 15 november 2005, Sayako menikah di hotel dan diiringi lambaian bendera seluruh rakyat jepang.
Sejak saat itulah sang puteri meninggalkan gelar puterinya dan menjadi orang biasa. Ini adlah pertama kalinya dalam 45 tahun terakhir seorang puteri menikah dengan laki laki bukan dari kaum bangsawan.
Perubahan statusnya ini adalah peraturan di jepang yang menyatakan bahwa jika anggota kekaisaran menikah dengan orang biasa, anggota kekaisaran tersebut wajib menanggalkan status kekaisarannya, anggota resmi kekaisaran dan tunjangan tunjangan pada saat pernikahan.
Putri Cristina
Raja Spanyol Felipe VI mengeluarkan perintah mencabut gelar kebangsawanan yang melekat pada adik perempuannya, Putri Cristina. Pencabutan gelar Duchess of Palma de Mallorca pada Cristina itu dilakukan setelah sang putri diduga terlibat skandal penggelapan pajak yang memalukan pada tahun lalu.
Sang putri dituduh berkolusi dengan suaminya, Inaki Urdangarin, mantan pemain bola tangan Olimpiade, dalam skema penggelapan pajak sekitar US$ 6.600.000 (Rp 88 miliar) dana publik. Gelar Duchess of Palma de Mallorca itu diberikan pada Cristina oleh ayahnya pada pernikahannya tahun 1997 dengan Inaki Urdangarin, yang telah dituduh melakukan penipuan dan penggelapan dana publik menyusul penyelidikan terhadap lembaga amalnya, Noos Foundation.
Ratu Letizia
Sebelum Letizia diangkat menjadi ratu, masyarakat banyak yang menentang status kehormatannya tersebut. Letizia disebut-sebut pernah melakukan aborsi sebelum ia menikah dengan putra mahkota kerajaan Spanyol, Pangeran Felipe pada tahun 2004 lalu. Kini, sang pangeran telah diangkat menjadi raja, otomasi gelas putri sang istri ikut naik menjadi ratu. Meski begitu, skandal tentang dirinya yang pernah melakukan aborsi masih banyak diperbincangkan banyak orang.
Putri Maha Al Sudani
Kasus puteri kerajaan yang pertama dibuka oleh putri kerajaan Arab yaitu Maha Al-Sudani. Pasalnya putri Kerajaan Arab Saudi ini, tengah berurusan dengan pihak berwenang Paris, Prancis setelah berusaha kabur dari sebuah hotel mewah. Putri tersebut berusaha untuk kabur karena menunggak pembayaran tagihan hotel.
Putri Maha Al-Sudairi berencana untuk melarikan diri setelah dirinya tidak mampu membayar tagihan hotel sebesar 5 juta poundsterling atau sekira Rp72,8 miliar (Rp14.562 per poundsterling). Tetapi upaya itu sia-sia. Pihak hotel berhasil menangkapnya. Demikian diberitakan Daily Mail, Senin, (4/6/2012).
Pihak hotel dengan mudah mendapatkan sang putri kabur, karena saat melarikan diri, sekira 60 pelayan ternyata mengangkut bawaannya. Pada akhirnya puluhan kopor yang dibawanya pun menarik perhatian pihak hotel. Seluruh staf dari Hotel Shangri-La akhirnya menghentikan Putri Al-Sudairi dan menelpon polisi untuk menghentikannya untuk melarikan diri.
Tetapi dirinya tidak langsung ditangkap di tempat, padahal pada kasus serupa bisa saja tersangka langsung dijebloskan ke penjara. Karena kekebalan diplomatik yang dimiliki mantan istri Putra Mahkota Pangeran Nayef bin Abdulaziz ini, polisi Prancis akhirnya melepaskannya. Pihak berwenang Prancis pun hanya bisa meminta bantuan kepada Kedutaan Besar Arab Saudi untuk dimintai pertolongan.
Ratu Nothando Dube
Keluarga kerajaan di Swaziland memang penuh dengan skandal, mulai dari rajanya hingga istri raja. Sang raja yang bernama Mswati III memiliki 14 orang istri. Sebagian masyarakatnya tidak suka dengan sikap raja yang suka hidup mewah dan selalu menikah.
Kehidupannya tersebut sangat kontras dengan rakyat Swaziland yang hidup dengan kekurangan. Skandal kembali terjadi ketika istri raja ke-12, Ratu Nothando Dube berselingkuh dengan Perdana Menteri Sibusiso Dlamini. Skandal tersebut membuat Mswati murka dan mengusir sang istri dari kerajaan.